1. Pocong
Menurut
beberapa narasumber penggambaran pocong bervariasi. Ada yang bilang
bahwa pocong memiliki wajah berwarnah hijau dengan mata yang kosong.
Penggambaran lain menyatakan, pocong berwajah rata dan memiliki lubang
mata berongga atau tertutup kapas dengan wajah putih pucat.
Menurut
kepercayaan, mereka menjadi pocong dikarenakan ikatan di tubuh mereka
belum terlepas. Menurut beberapa sumber mereka menangis meminta ikatan
mereka dibuka agar bisa terlepas dari dunia yang fana ini.
Pocong
biasanya bergerak melompat-lompat, mitos tentang pocong malah
menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini bisa dimaklumi,
sebab di film-film pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya
sehingga berjalannya harus melompat-lompat. Keadaan ini pula yang
menimbulkan suatu pernyataan yang biasa dipakai untuk membedakan pocong
asli dan pocong palsu di masyarakat:
“Lihat saja cara berjalannya. Bila berjalannya melompat-lompat, lempar saja dengan batu, pasti akan teriak-teriak.”
2. Leak
Dalam mitologi Bali, Leak adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan
untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk
membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak
menjadi seekor harimau, kera, babi atau menjadi seperti Rangda. Bila perlu ia juga dapat mengambil organ dari orang hidup
Diceritakan juga bahwa Leak dapat berupa kepala
manusia dengan organ-organ yang masih menggantung di kepala tersebut.
Leak dikatakan dapat terbang untuk mencari wanita hamil, untuk kemudian
menghisap darah bayi yang masih di kandungan. Ada tiga leak yang terkenal. Dua di antaranya perempuan dan satu laki-laki.
Menurut kepercayaan orang Bali, Leak adalah manusia biasa yang mempraktekkan sihir jahat dan membutuhkan darah embrio agar dapat hidup. Dikatakan juga bahwa Leak dapat mengubah diri menjadi babi atau bola api, sedangkan bentuk Leyak yang sesungguhnya memiliki lidah yang panjang dan gigi yang tajam. Beberapa orang mengatakan bahwa sihir Leak hanya berfungsi di pulau Bali, sehingga Leak hanya ditemukan di Bali.
Apabila
seseorang menusuk leher Leak dari bawah ke arah kepala pada saat
kepalanya terpisah dari tubuhnya, maka Leak tidak dapat bersatu kembali
dengan tubuhnya. Jika kepala tersebut terpisah pada jangka waktu
tertentu, maka Leak akan mati.
Topeng leak dengan gigi yang tajam dan lidah yang panjang juga terkadang digunakan sebagai hiasan rumah.
3. Tuyul
Tuyul (bahasa Jawa: thuyul) dalam mitologi Nusantara, terutama di Pulau Jawa, adalah makhluk halus
berwujud anak kecil atau orang kerdil dengan kepala gundul.
Penggambaran lainnya yang tidak disepakati semua orang adalah kulit
berwarna keperakan, bersifat sosial (dalam pengertian memiliki
masyarakat dan pemimpin), serta bersuara seperti anak ayam. Tuyul dapat
dipekerjakan oleh seorang majikan manusia untuk alasan tertentu, terutama mencuri (uang). Untuk menangkal tuyul, orang memasang yuyu di sejumlah sudut rumah karena tuyul dipercaya menyukai yuyu sehingga ia lupa akan tugas yang dibebankan pemiliknya.
Kejadian tuyul dipercaya berasal dari janin orang yang keguguran
atau bayi yang mati ketika lahir. Karena berasal dari bayi, karakter
tuyul juga seperti anak-anak: gemar bermain (seperti laporan orang
melihat sejumlah tuyul bermain pada tengah malam, dsb.).
Dalam
dunia hiburan, tuyul muncul dalam berbagai filem komedi atau horor.
Salah satu sinetron yang populer melibatkan tuyul, yaitu Tuyul dan Mbak Yul yang populer pada tahun 1990-an di RCTI dan Tuyul Millennium yang populer pada tahun 2004 di TPI. Sinetron Tuyul dan Mbak Yul tayang ulang di Lativi. Pemerannya adalah Ony Syahrial yang populer di sinetron Tuyul dan Mbak Yul dan Tuyul Millennium. Dia juga sebagai pengisi suara Crayon Shin-chan di RCTI.
4. Kuntilanak
Dalam cerita rakyat Melayu,
sosok kuntilanak digambarkan dalam bentuk wanita cantik. Kuntilanak
digambarkan senang meneror penduduk kampung untuk menuntut balas.
Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi harum bunga kemboja.
Konon laki-laki yang tidak berhati-hati bisa dibunuh sesudah kuntilanak
berubah wujud menjadi penghisap darah. Kuntilanak dikatakan sering
menjelma sebagai wanita cantik yang berjalan seorang diri dijalan yang
sunyi. Oleh karena itu, cerita ini kemungkinan bertujuan menghindari
golongan wanita daripada diganggu oleh pemuda-pemuda yang takut akan
Kuntilanak ketika berjalan seorang diri di jalan yang sunyi.
Dalam cerita seram dan film horor di televisi Malaysia, kuntilanak digambarkan membunuh mangsa dengan cara menghisap darah di bagian tengkuk, seperti vampir.
Agak berbeda dengan gambaran menurut tradisi Melayu, kuntilanak menurut tradisi Sunda
tidak memiliki lubang di punggung dan hanya mengganggu dengan
penampakan saja. Jenis yang memiliki lubang di punggung sebagaimana
deskripsi di atas disebut sundel bolong. Kuntilanak konon juga menyukai
pohon tertentu sebagai tempat “bersemayam”, misalnya waru yang tumbuh condong ke samping (populer disebut “waru doyong”).
Berdasarkan kepercayaan dan tradisi masyarakat Jawa,
kuntilanak tidak akan mengganggu wanita hamil bila wanita tersebut
selalu membawa paku, pisau, dan gunting bila bepergian ke mana saja. Hal
ini menyebabkan seringnya ditemui kebiasaan meletakkan gunting, jarum dan pisau di dekat tempat tidur bayoi.
Menurut kepercayaan masyarakat Melayu, benda tajam seperti paku
bisa menangkal serangan kuntilanak. Ketika kuntilanak menyerang, paku
ditancapkan di lubang yang ada di belakang leher kuntilanak. Sementara
dalam kepercayaan masyarakat Indonesia lainnya, lokasi untuk menancapkan
paku bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun kuntilanak.
5. Suster Ngesot
Kabarnya dilorong RSUP Cipto Mangunkusumo suka banyak suster ngesot terutama dilorong & dikamar mayat!!!
Entah dari kapan kisah serem itu muncul di sekitar kamar mayat. Konon, awal cerita suster ngesot berasal dari kamar mayat rumah sakit gede ini, Meski sampe sekarang belom ada bukti kongkret mengenai penampakan Suster Ngesot ditempat tersebut.
Entah dari kapan kisah serem itu muncul di sekitar kamar mayat. Konon, awal cerita suster ngesot berasal dari kamar mayat rumah sakit gede ini, Meski sampe sekarang belom ada bukti kongkret mengenai penampakan Suster Ngesot ditempat tersebut.
Bisik-bisik
dari Pak Agustiar yang jadi sopir pembawa jenazah sampe jadi penjaga
kamar mayat belom pernah menemui secara langsung tentang sosok sisuster
ngesot “Kalo wujud perempuan laen sih saya pernah liat” Dia ini udah
kerja di RS terbesar diJakarta ini sejak tahun 1987. Tapi Pak agus gak
sekali dua kali denger suara cekikikan dari dekat kamar mayat “saya kan
berjualan didepan RS. Kalau malam, saya suka ambil jalan pintas lurus
yang menuju kamar mayat, emang sering sih saya denger suara cekikikan
walaupun gak ada orang” iya juga sih, mana ada cewek yang iseng
nongkrong dikamar mayat sambil ketawa-ketiwi.
Ada
lagi kisah dari pak Anto. Gak cuma sekedar suara, saat sedang mendorong
kereta mayat, pernah ada bayangan perempuan berjubah putih sekelebat
muncul gak jauh dari hadapannya. Tapi yang namanya kerjaan mau diapain
lagi?
Macem-macem
aja deh kejadian yang dialami sama Agustar, pas lagi dorong jenasah
yang kecil kok rasanya berat banget. Pernah juga mendorong jenasah yang
badannya segede king kong tapi pas dibuka kerangkengnya ternyata kosong.
tapi keadaan kayak sekarang udah “Agak” mendingan lantaran udah
dipugar. “Dulu sebelum dipugar, kalo mau lewat aja udah bikin bulu kuduk
Ngejebrik. Namanya juga kamar mayat, jadi jarang banget ada orang yang
nongkrong dideket sini. Paling cuma penjaga sama keluarga yang mau
jemput mayat” neng… kata pak Agus manggil saya “Bapak punya cerita yang
gak bisa dilupain, tapi maap ya rada joker” katanya sambil nyengir.
“Dulu
pas saya lagi kebelet buang air besar tengah malem, tiba-tiba ada orang
gede banget didepan saya. Saya mah cuma bisa pasrah aja dah sambil
nikmatin yang dibawah keluar, saya ogah ngelongok keatas takut orangnya
serem Ntar saya gak mau kerja. Lantas saya ngedip eh.. tiba-tiba ngilang
tuh orang item” Lantas kalo Suster ngesotnya gimana pak? “Ah saya mah
belom pernah ketemu sama yang begituan, kayaknya cuma cerita kosong aja
dah!!”
6. Pastur Buntung (hantu jeruk Purut)
Tak
hanya kawasan Jakarta Timur yang menyimpan berbagai cerita misteri,
kawasan Jakarta Selatan pun tak luput menjadi sumber kisah, seperti
terowongan casablanca, daerah pemakaman jeruk purut, perumahan elit di
Pondok Indah, dan sebagainya
Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam. Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam.
Pada tahun 1986, seorang penjaga makam TPU Jeruk Purut yang sedang jaga malam melihat sesosok pastur tak berkepala melintas di antara makam. Pastur itu menenteng kepalanya sendiri dan di belakangnya, ikut seekor anjing. Konon, pastur ini “salah pulang”. Ia mencari-cari makamnya yang sebenarnya berada di unit Kristen TPU Tanah Kusir, sedangkan di TPU Jeruk Purut hanya ada unit Islam.
Sapri
Saputra, penjaga makam yang melihat pastur kepala buntung itu, hingga
kini masih menjaga makam dan dianggap kuncen atau orang yang dituakan di
TPU Jeruk Purut. Kesaksian Bapak Sapri ini kemudian menyebar luas
se-Jakarta dan hingga kini “Sang Pastur Kepala Buntung” menjadi legenda
horor di Jeruk Purut. Konon, jika Anda ingin menemui pastur legendaris
ini, harus datang pada malam Jumat dengan jumlah ganjil (sendiri atau
bertiga).
Sejak kecil, Asmari, juniornya Bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah pegawai pemerintah daerah (Pemda) yang bekerja di sana. Semenjak lulus SD (sekitar tahun 1986), Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti jejak ayahnya. Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki,dan lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala Buntung.
“Yang paling jahil itu kuntilanak-laki,” tutur Asmari. Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu dengan makhluk gaib, yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan tuyul.
Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ayahnya. Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada Asmari. Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampong yang penduduknya tidak terlalu banyak.
Ketika ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat, sebuah rumah makam tradisional Betawi. Asmari mengikutinya hingga ke dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.
Sejak kecil, Asmari, juniornya Bapak Sapri, telah terbiasa tinggal di areal pemakaman Jeruk Purut. Ayahnya adalah pegawai pemerintah daerah (Pemda) yang bekerja di sana. Semenjak lulus SD (sekitar tahun 1986), Asmari menjadi pengurus makam non-karyawan TPU Jeruk Purut mengikuti jejak ayahnya. Menurut Asmari, pengalaman bertemu dengan makhluk-makhluk gaib merupakan hal yang biasa baginya; mulai dari pocong, tuyul, kuntilanak, kuntilanak laki,dan lain-lain. Akan tetapi, hingga saat ini dia belum pernah bertemu dengan Sang Pastur Kepala Buntung.
“Yang paling jahil itu kuntilanak-laki,” tutur Asmari. Ketika sedang ronda, Asmari pernah ditimpuki kerikil dari atas pohon melinjo oleh makhluk ini. Tapi, dari semua pengalaman Asmari bertemu dengan makhluk gaib, yang paling menarik adalah ketika bertemu dengan tuyul.
Pada suatu hari menjelang malam di tahun 1986, Asmari hendak pulang ke rumah bersama ayahnya. Mereka melihat seorang anak kecil telanjang bulat berlarian di antara makam sambil tertawa-tawa. Anak itu lalu berteriak meminta uang pada Asmari. Asmari heran karena anak itu tak dikenalnya, sementara ia mengenal semua penduduk di kampung belakang Jeruk Purut. Dulu memang hanya ada satu kampong yang penduduknya tidak terlalu banyak.
Ketika ditanya latar belakangnya, anak kecil mi malah lari ke dalam keramat, sebuah rumah makam tradisional Betawi. Asmari mengikutinya hingga ke dalam keramat dan, bisa ditebak, anak itu menghilang.
7. Hantu Si Manis Jembatan Ancol
Si
Manis Jembatan Ancol berangkat dari legenda tentang kisah tragis yang
dialami Ariah, atau Arie, yang di kemudian hari dikenal sebagai Mariam.
Legenda tentang penampakan sosok perempuan muda yang berkelebat di dekat
Jembatan Ancol, Jakarta, sekarang, itu selalu dikaitkan dengan
kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa di jalan raya menuju Tanjung
Priok.
Legenda
itu hidup sejak awal abad ke-19, pada masa penjajahan Belanda di kota
yang dulu bernama Batavia ini. ”Sejak zaman Belanda dulu di jalan raya
Ancol itu sering terjadi kecelakaan yang memakan korban. Maka, di dekat
situ dibangun pos polisi, juga sebuah kelenteng mini di selatan jalan,”
tutur Ridwan Saidi (65), tokoh Betawi yang melakukan penelitian tentang
legenda Ariah dari saksi-saksi hidup pada tahun 1955-1960.
Diceritakan,
Ariah adalah seorang anak gadis Mak Emper yang tinggal di emper
(paviliun) rumah seorang juragan kaya di Kampung Sawah Paseban. Saat
Ariah berusia 16 tahun, si pemilik rumah naksir dan hendak memperistri
Ariah. Tetapi, Ariah menolak. Alasannya, selain hanya akan menjadi
selir, ada kakak perempuannya yang belum menikah. Ariah kemudian
minggat, lari dari rumahnya.
Dalam
pelariannya, ia dipergoki Oey Tambahsia, seorang yang terkenal kaya
raya di Batavia saat itu dan punya vila di kawasan Bintang Mas, Ancol
sekarang. Oey juga dikenal sebagai ”maniak” yang suka mengoleksi
perempuan muda. Oey lalu menyuruh dua centengnya, Pi’un dan Surya, untuk
memburu Ariah.
Gadis
muda itu ditangkap dua centeng Oey di Bendungan Dempet dekat Danau
Sunter yang waktu itu terkenal sangat angker. Pi’un dan Surya mendapat
perlawanan sengit dari Ariah. Namun, akhirnya Ariah tewas di tangan
kedua centeng tersebut. Jenazahnya dicampakkan di area persawahan,
sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Dalam catatan Ridwan Saidi,
peristiwa itu terjadi pada 1817.
Sejak
itu warga yang lewat di daerah itu mengaku acap melihat penampakan
sosok gadis cantik berambut panjang. Banyak kecelakaan di sekitar Ancol
dikaitkan dengan penampakan sosok tersebut.
Di
mata anggota Dewan Pakar Lembaga Kebudayaan Betawi ini, Ariah adalah
sosok pahlawan karena mempertahankan kehormatan dirinya sebagai
perempuan. Sosok serupa ia temukan pada diri Nyai Dasima yang tewas
dibantai di dekat Jembatan Pejambon pada 1821.
Bagaimana
gambaran sosok Ariah alias Si Manis Jembatan Ancol? Yang jelas tidak
seseksi Dyah Permata Sari, pemeran dalam sinetron Si Manis Jembatan
Ancol. ^^;
Inilah
kesaksian H Mohammad Husni (64), warga Kebon Jeruk, Jakarta, yang
melukis sosok Ariah pada 2003 karena merasa seperti mendapatkan wangsit.
”Ariah itu seorang gadis biasa. Kalau disebut cantik, itu relatif.
Kulitnya sawo matang, tingginya sekitar 160 cm. Rambutnya panjang,
bajunya kebaya hitam berbintik-bintik biru. Matanya sedikit juling.”
Ridwan
Saidi menilai lukisan Husni paling mendekati citra tentang Ariah alias
Si Manis Jembatan Ancol dibandingkan lukisan yang pernah dibikin pelukis
lain. Husni menambahkan, pesan Ariah yang disampaikan lewat lukisan itu
adalah bahwa dia adalah gadis biasa yang teraniaya. Bukan setan atau
kuntilanak sebagaimana gambaran masyarakat selama ini.
0 komentar:
Posting Komentar